Senin, 23 September 2013

Daun Belimbing Wuluh Atasi Hipertensi

Daun belimbing wuluh bukti empiris dapat membantu menurunkan tekanan darah. Itulah sebabnya beberapa herbalis memilih daun buah calincing—sebutan belimbing wuluh dalam bahasa Sunda—untuk membantu mengatasi penyakit hipertensi. 

Salah satunya herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana. Untuk membantu menurunkan tekanan darah, Lina meresepkan kepada pasien untuk merebus 7 tangkai daun belimbing wuluh dalam 5 gelas air hingga tersisa 3 gelas. Ia meresepkan daun belimbing wuluh secara tunggal.
Lina menyarankan agar menggunakan daun yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Sebaiknya gunakan tangkai daun tumbuh di bagian tengah pohon, bukan di pucuk atau di bagian cabang paling bawah pohon. “Kandungan senyawa tangkai daun yang tumbuh di bagian tengah pohon paling optimal,” kata Lina. Air rebusan itu dikonsumsi 3 kali sehari. Menurut Lina, setelah 3 hari konsumsi, tekanan darah mulai turun dan akan stabil setelah sepekan mengonsumsi. “Daun belimbing wuluh bersifat asam sehingga menurunkan tekanan darah,” tuturnya.
Nun di Kota Bogor, Jawa Barat, Valentina Indrajati, juga menambahkan daun belimbing wuluh dalam ramuan untuk membantu mengobati hipertensi. Dalam ramuan itu ia mencampur 10 g daun belimbing wuluh kering bersama 10 g daun kepel, 5 g daun seledri, 5 g daun sembung, dan 5 g daun sambiloto. Menurut Valentina dalam ramuan itu daun belimbing wuluh berperan melarutkan penyumbatan pembuluh darah di jantung sehingga kerja jantung memompa darah lebih optimal.

Herbalis di Tangerang Selatan, Banten, Lukas Tersono Adi, juga meresepkan daun belimbing wuluh untuk pasien hipertensi. Lukas menyarankan untuk merebus dua tangkai daun belimbing wuluh dan 1 lembar daun sukun—jika ukuran daun sukun kecil. “Jika ukuran daun sukun besar cukup 1/4—1/6 bagian,” kata Lukas. Rebus dengan api kecil dalam 5 gelas air hingga mendidih dan tersisa separuhnya. Minum air rebusan 2—3 kali sehari. Menurut Lukas daun belimbing wuluh berperan sebagai peluruh kencing atau diuretik. Sementara daun sukun untuk memperbaiki kinerja ginjal.



Terbukti ilmiah

Khasiat daun belimbing wuluh menurunkan tekanan darah terbukti secara ilmiah. Itu terbukti dalam riset yang dilakukan para peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Hernani, Christina Winarti, dan Tri Marwati. Dalam riset itu tim meneliti efek pemberian ekstrak daun belimbing wuluh terhadap penurunan tekanan darah pada 6 ekor kucing. Mereka memilih hewan uji kucing karena tekanan darahnya menyerupai tekanan darah pada manusia.

Sebelum perlakuan, tim membius kucing untuk memberikan rangsangan pada sistem kardiovaskuler dengan menyuntikkan 0,2 ml ephinephrine. Akibat penyuntikan itu tekanan darah hewan uji meningkat menjadi 177 mmHg, normal 120 mmHg. Selanjutnya tim peneliti menyuntikkan larutan uji berupa ekstrak kasar dan ekstrak murni daun belimbing wuluh dengan dosis masing-masing 8,3 mg/kg bb (bobot tubuh kucing), 16,6 mg/kg bb, 25 mg/kg bb, dan 33 mg/kg bb.

Hasil penelitian menunjukkan kedua jenis ekstrak (ekstrak kasar dan murni) berefek hipotensif atau menurunkan tekanan darah kucing hipertensi. Semakin tinggi dosis yang diberikan, maka efek hipotensif semakin tinggi (lihat tabel). Di antara kedua jenis ekstrak itu yang berefek hipotensif lebih tinggi adalah ekstrak daun belimbing wuluh murni.

Hasil penelitian itu menjadi kabar baik bagi pasien hipertensi. Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan Nature Publishing Group asal Inggris, Journal of Human Hypertension, peneliti dari Departmen Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Klinis, Universitas Umea, Swedia, LH Lindholm, menyebutkan bahwa jika pasien mengonsumsi obat antihipertensi yang dapat menurunkan tekanan darah sistolik 10—12 mmHg dan diastolik 5—6 mmHg, dapat mengurangi risiko pasien terkena stroke hingga 18%, jantung koroner 16%, dan kematian akibat pecah pembuluh darah 21%. Dalam penelitian itu pemberian ekstrak daun belimbing wuluh dengan dosis 33 mg/kg bb dapat menurunkan tekanan darah hingga 46,5—54,5 mmHg. Karena itu Hernani dan rekan berpendapat daun belimbing wuluh bisa dikembangkan sebagai obat antihipertensi.

Bagaimana duduk perkara daun belimbing wuluh menurunkan tekanan darah? Dalam penelitian itu belum diketahui pasti mekanisme kerja daun belimbing sayur menurunkan tekanan darah. Hernani dan rekan berhasil mengidentifikasi kandungan senyawa aktif daun belimbing wuluh. Senyawa yang paling dominan adalah senyawa turunan asam dikarboksilat, yaitu dietil phtalat (1). Asam karboksilat biasanya berasal dari lemak dan merupakan turunan dari asam-asam lemak. Senyawa lain yang teridentifikasi adalah phytol (2). Senyawa itu bisa digunakan sebagai materi yang cukup baik dan aman untuk memperbaharui komplemen antibodi.

Senyawa-senyawa lain yang teridentifikasi adalah asam ferulat (3), asam lemak seperti asam miristat (4), etil palmitat (5), dan 6, 10, 14 trimetil pentadekanon-2 (6). Asam lemak rantai panjang itu jika digunakan secara tidak berlebihan dapat mengurangi risiko penyakit jantung, salah satu efek buruk hipertensi. Dari hasil ekstrak kasar, daun belimbing wuluh juga mengandung senyawa dietil phatalat dan phytol masing-masing 9,75 dan 12,64%, setelah pemurnian menjadi 4,80 dan 51,34%. Hernani dan rekan menduga senyawa phytol yang turut berperan dalam menurunkan tekanan darah.



Efek diuretik

Menurut Prof Nyoman daun dan buah belimbing wuluh dapat membantu menstabilkan tekanan darah, meski tidak sekuat tempuyung, seledri, kumis kucing, dan alang-alang. Keempat herbal itu lebih populer dikenal sebagai penurun tekanan darah. “Cara kerja herbal-herbal itu biasanya mengurangi volume darah dengan cara meningkatkan aktivitas berkemih atau berefek diuretik,” tuturnya.

Efek itulah yang dirasakan Nunung Nurmilah. Frekuensi buang air kecil ibu asal Desa Ciherang, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu meningkat setelah rutin mengonsumsi air rebusan daun belimbing wuluh  yang diresepkan herbalis di Bogor, Ujang Edi, untuk menurunkan tekanan darah yang mencapai 170/80 mmHg. “Walau pun sering kencing tapi badan menjadi lebih enak, tidak pegal lagi. Tekanan darah saya turun menjadi 130/80 mmHg setelah rutin minum air rebusan selama seminggu,” kata Nunung.

Menurut peneliti dari Divisi Farmakologi Klinis, Departemen Kedokteran dan Ilmu Biofarmaseutikal, Sekolah Kedokteran dan Farmasi Universitas Kalifornia, Amerika Serikat, Neal L. Benowitz MD, dalam Buku Ajar Farmakologi Dasar dan Klinis, seperti dikutip Fitriyah Yuskha dari Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam skripsinya menyebutkan, obat yang bersifat diuretik merupakan obat yang penting dalam dunia kedokteran untuk mengatasi hipertensi. Obat diuretik sebaiknya digunakan sebagai pengobatan pertama dalam mengatasi hipertensi sebelum diberikan obat antihipertensi lainnya.

Dalam beberapa penelitian daun belimbing wuluh terbukti berefek diuretik. Salah satunya hasil penelitian Andhika Arie Prasetya dari Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun belimbing wuluh berefek diuretik terutama pada kelompok tikus putih jantan yang diberi ekstrak dengan dosis 52,517 mg/ 100 g BB (bobot tubuh mencit) dan 105,034 mg/100 g BB.

Bukti empiris dan ilmiah itulah yang mendorong beberapa produsen herbal untuk memproduksi ramuan daun belimbing wuluh. Salah satunya PT Liza Herbal International di Bogor, Jawa Barat, yang memproduksi 500—1.000 botol teh seduh dan 300—500 kemasan teh celup daun belimbing wuluh. “Setiap tahun permintaan naik 50%,” ujar manajer pemasaran PT Liza Herbal International, Norma Juwita. Di Jakarta Barat ada CV Cherish Fidelia yang juga memproduksi teh celup daun belimbing wuluh. Harapan sembuh kini datang dari daun belimbing wuluh. (Imam Wiguna)

2 komentar:

  1. Bila dikonsumsi oleh ibu hamil dengan hipertensi, amankah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter. Khawatirnya turunnya tekanan darah secara mendadak bisa membahayakan janin

      Hapus