Jumat, 26 September 2014

Daun Salam Penurun Gula Darah



http://manfaatsehat.com/wp-content/uploads/2014/02/manfaat-daun-salam.jpg 
Daun salam terbukti berefek menurunkan kadar gula darah
Foto: http://manfaatsehat.com/wp-content/uploads/2014/02/manfaat-daun-salam.jpg

 Pemanfaatan bahan nabati untuk pengobatan secara tradisi sudah dilakukan oleh masyarakat di Indonesia. Salah satu bahan nabati yang digunakan adalah daun salam Syzygium polyanthum (wight) Walp.


Daun tanaman yang kerap digunakan untuk penyedap masakan itu dipercaya sebagai penurun kholesterol, pengobatan hipertensi, diare, dan terapi biabetes melitus (Dalimartha, 2000). Dalam beberapa penelitian, infus daun salam dengan kadar 35% berefek menurunkan kadar gula darah kelinci yang telah diberi asupan glukosa setara dengan glibenklamid dosis lazim (Ariyanti, 2005).

Djoko Wahyono dari Laboratorium Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada dan Susanti dari Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas  Muhammadiyah Purwokertro, melakukan penelitian untuk melihat aktivitas ekstrak etanolik daun salam terhadap penurunan kadar gula darah setelah pembebanan glukosa dan pengaruhnya terhadap perangsangan saraf parasimpatik.

Sebelum diteliti, daun salam dicuci dengan air, dikeringkan, kemudian diserbuk dan diayak dengan ayakan A100. Selanjutnya dibuat ekstrak dengan maserasi dengan etanol 30%, 70%, dan 90%. Uji efek hipoglikemik: tiga macam kadar ekstrak etanolik Syzygium, akuades (kontrol negatif), dan glibenklamid 0,33 g/kg BB kelinci (kontrol positif) diberikan secara oral terhadap kelinci (masing-masing 3 ekor kelinci) yang sebelumnya dipuasakan selama 24 jam.

Pembebanan glukosa (1 g/kg BB) dilakukan 30 menit kemudian. Kadar glukosa darah diperiksa pada menit-menit ke 90, 120, 150, dan 180 setelah pemberian glukosa dengan metoda glucose tolerance-test menggunakan pereaksi GOD-PAP. Efek hipoglikemik dihitung dengan membandingkan besarnya daerah dibwah kurva (Area Under the Curve = AUC) antara kadar glukosa darah lawan waktu dari ketiga akstrak etanolik dengan glibenklamid dan akuades (sebagai kontrol
negatif).

Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanolik 30% dan 70% daun salam (Polyanthum (wight) Walp) memberikan efek hipoglikemik pada kelinci setelah mendapat pembebanan glukosa. Sedangkan ekstrak etanolik 90% daun tersebut tidak memberikan efek. Pengaruh terhadap stimulasi saraf parasimpatik tidak nampak setelah perlakuan ekstrak etanolik tersebut. Hasil kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa kandungan terbesar pada daun salam adalah golongan flavonoid. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar