Rabu, 24 September 2014

Faedah Petai Untuk Anemia


 
Foto: http://www.indochinekitchen.com/recipes/spicy-prawns-with-sataw-beans-sambal-udang-petai/
Wow... Tak disangka petai yang kerap dibenci karena baunya yang kurang enak ternyata berfaedah bagi kesehatan.


Indonesia memiliki prevalensi anemia defisiensi zat besi pada bayi dan anak cukup tinggi (Soegijanto, 2004). Padahal besi merupakan suatu unsur terbanyak pada lapisan kulit bumi, akan tetapi defisiensi besi merupakan penyebab anemia yang tersering. Hal ini disebabkan tubuh manusia mempunyai kemampuan terbatas untuk menyerap besi dan seringkali tubuh mengalami kehilangan besi yang berlebihan yang diakibatkan perdarahan. (Hoffbrand, et al,2005). 

Anemia Gizi Besi (AGB) adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup. AGB ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum iron= SI) dan transferin jenuh menurun, Kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity= TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali (Fairbanks, et al., 1998; Lee, et al., 2006).

Faktor yang mempengaruhi rendahnya kadar hemoglobin adalah makanan yang dikonsumsi setiap hari sedikit mengandung zat besi, adanya zat penghambat dalam penyerapan zat besi yaitu parasit dalam tubuh dan kehilangan darah yang cukup banyak. Dalam keadaan normal tubuh manusia dapat menyerap 5-10% zat besi dan orang yang kekurangan dapat menyerap 10-20% zat besi (Winarno F.G, 2004). Resiko anemia gizi besi ini dapat menyebabkan produktivitas kerja rendah, daya tahun tubuh terhadap penyakit menurun, kemampuan belajar anak sekolah rendah peningkatan bobot badan ibu hamil rendah dan kelahiran bayi prematur (Ferreira,et al., 2007; Cooper,et al.,2006). 

Besi dengan konsentrasi tinggi terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) yaitu sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh untuk metabolisme glukosa, lemak, dan protein menjadi enetgi (ATP), sebagai alat angkut elektron di dalam sel darah sebagai bagian dari berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. Kandungan zat besi dalam tubuh adalah 25mg/kgBB dan 50mg/kgBB pada pria (Winarno, 2004). 

Menurut Patimah (2007) bahwa zat besi merupakan prekursor yang sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin dan sel darah merah (eritrosit).Solusi untuk mengatasi anemia yang ada saat ini yaitu dengan penggunaan suplemen yang mengandung zat besi. Suplemen zat besi tersebut mempunyai efek samping jika digunakan terus menerus yaitu terjadinya konstipasi yang akan berakibat mengganggu kenyamanan dan selanjutnya akan menyebabkan hemoroid. 

Alternatif lain adalah dengan menggunakan bahan alam, salah satunya adalah dari petai. Faedah petai untuk antianemia diteliti oleh Shella Nursucihta, Hanifah Ataina Thai’in, Denade Mawlidya Putri, Dwijayanti Ngesthi Utami dan Andayana Puspitasari Ghani, dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 

Petai dapat menjadi solusi karena mengandung zat besi yang tidak hanya dapat mengobati anemia tetapi juga tidak akan menyebabkan efek samping berupa konstipasi karena petai mengandung banyak serat.Biji petai mempunyai banyak manfaat, diantaranya sebagai anti hipertensi, menyembuhkan konstipasi, antidepresan dan sebagainya (Heni, 2010). Dalam biji petai kaya akan mineral penting yaitu kalsium, fosfor, magnesium,besi, mangan, dan kalium (Mohamed,et al.,1987). Sehingga, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antianemia pada ekstrak biji petai.

Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak biji petai (Parkia speciosa Hassk.) terbukti mampu meningkatkan kadar hemoglobin pada hewan uji yang mengalami anemia dengan dosis 400 mg ekstak/kg bobot tubuh (BB) mencit. Ekstrak petai (Parkia speciosa Hassk) mengandung kadar rata-rata zat besi sebesar 118.091±2.215 ppm.***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar