Foto: http://www.indochinekitchen.com/recipes/spicy-prawns-with-sataw-beans-sambal-udang-petai/
Wow... Tak disangka petai yang kerap dibenci karena baunya yang kurang enak ternyata berfaedah bagi kesehatan.
Indonesia memiliki prevalensi anemia defisiensi zat besi pada bayi dan anak cukup tinggi (Soegijanto, 2004). Padahal besi merupakan suatu unsur terbanyak pada lapisan kulit bumi, akan tetapi defisiensi besi merupakan penyebab anemia yang tersering. Hal ini disebabkan tubuh manusia mempunyai kemampuan terbatas untuk menyerap besi dan seringkali tubuh mengalami kehilangan besi yang berlebihan yang diakibatkan perdarahan. (Hoffbrand, et al,2005).
Indonesia memiliki prevalensi anemia defisiensi zat besi pada bayi dan anak cukup tinggi (Soegijanto, 2004). Padahal besi merupakan suatu unsur terbanyak pada lapisan kulit bumi, akan tetapi defisiensi besi merupakan penyebab anemia yang tersering. Hal ini disebabkan tubuh manusia mempunyai kemampuan terbatas untuk menyerap besi dan seringkali tubuh mengalami kehilangan besi yang berlebihan yang diakibatkan perdarahan. (Hoffbrand, et al,2005).
Anemia Gizi Besi (AGB) adalah anemia yang disebabkan
oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis
tidak cukup. AGB ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar
besi serum (Serum iron= SI) dan transferin jenuh menurun, Kapasitas ikat besi
total (Total Iron Binding Capacity= TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam
sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali
(Fairbanks, et al., 1998; Lee, et al., 2006).
Faktor yang
mempengaruhi rendahnya kadar hemoglobin adalah makanan yang dikonsumsi setiap
hari sedikit mengandung zat besi, adanya zat penghambat dalam penyerapan zat
besi yaitu parasit dalam tubuh dan kehilangan darah yang cukup banyak. Dalam
keadaan normal tubuh manusia dapat menyerap 5-10% zat besi dan orang yang
kekurangan dapat menyerap 10-20% zat besi (Winarno F.G, 2004). Resiko anemia gizi
besi ini dapat menyebabkan produktivitas kerja rendah, daya tahun tubuh
terhadap penyakit menurun, kemampuan belajar anak sekolah rendah peningkatan
bobot badan ibu hamil rendah dan kelahiran bayi prematur (Ferreira,et al., 2007;
Cooper,et al.,2006).
Besi dengan konsentrasi tinggi terdapat dalam sel darah
merah (eritrosit) yaitu sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh
untuk metabolisme glukosa, lemak, dan protein menjadi enetgi (ATP), sebagai
alat angkut elektron di dalam sel darah sebagai bagian dari berbagai reaksi
enzim di dalam jaringan tubuh. Kandungan zat besi dalam tubuh adalah 25mg/kgBB
dan 50mg/kgBB pada pria (Winarno, 2004).
Menurut Patimah (2007) bahwa zat besi merupakan
prekursor yang sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin dan sel darah merah
(eritrosit).Solusi untuk mengatasi anemia yang ada saat ini yaitu dengan
penggunaan suplemen yang mengandung zat besi. Suplemen zat besi tersebut mempunyai
efek samping jika digunakan terus menerus yaitu terjadinya konstipasi yang akan
berakibat mengganggu kenyamanan dan selanjutnya akan menyebabkan hemoroid.
Alternatif
lain adalah dengan menggunakan bahan alam, salah satunya adalah dari petai.
Faedah petai untuk antianemia diteliti oleh Shella
Nursucihta, Hanifah Ataina Thai’in, Denade Mawlidya Putri, Dwijayanti Ngesthi
Utami dan Andayana Puspitasari Ghani, dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Petai dapat menjadi solusi karena mengandung zat besi yang tidak hanya dapat
mengobati anemia tetapi juga tidak akan menyebabkan efek samping berupa konstipasi
karena petai mengandung banyak serat.Biji petai mempunyai banyak manfaat, diantaranya
sebagai anti hipertensi, menyembuhkan konstipasi, antidepresan dan sebagainya
(Heni, 2010). Dalam biji petai kaya akan mineral penting yaitu kalsium, fosfor,
magnesium,besi, mangan, dan kalium (Mohamed,et al.,1987). Sehingga, penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antianemia pada ekstrak biji petai.
Hasil
penelitian menunjukkan pemberian ekstrak biji petai (Parkia speciosa Hassk.)
terbukti mampu meningkatkan kadar hemoglobin pada hewan uji yang mengalami
anemia dengan dosis 400 mg ekstak/kg bobot tubuh (BB) mencit. Ekstrak petai (Parkia
speciosa Hassk) mengandung kadar rata-rata zat besi sebesar 118.091±2.215 ppm.***
Hasil penelitian lengkap silakan lihat http://mot.farmasi.ugm.ac.id/files/891.%202%20Kolom%20Andayana%20PPG-edited%20puji.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar