Daun belimbing wuluh bukti empiris dapat
membantu menurunkan tekanan darah. Itulah sebabnya beberapa herbalis memilih
daun buah calincing—sebutan belimbing wuluh dalam bahasa Sunda—untuk membantu
mengatasi penyakit hipertensi.
Salah satunya herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana. Untuk membantu menurunkan tekanan darah, Lina meresepkan kepada pasien untuk merebus 7 tangkai daun belimbing wuluh dalam 5 gelas air hingga tersisa 3 gelas. Ia meresepkan daun belimbing wuluh secara tunggal.
Salah satunya herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana. Untuk membantu menurunkan tekanan darah, Lina meresepkan kepada pasien untuk merebus 7 tangkai daun belimbing wuluh dalam 5 gelas air hingga tersisa 3 gelas. Ia meresepkan daun belimbing wuluh secara tunggal.
Lina menyarankan agar menggunakan daun yang tidak
terlalu tua dan tidak terlalu muda. Sebaiknya gunakan tangkai daun tumbuh di
bagian tengah pohon, bukan di pucuk atau di bagian cabang paling bawah pohon.
“Kandungan senyawa tangkai daun yang tumbuh di bagian tengah pohon paling
optimal,” kata Lina. Air rebusan itu dikonsumsi 3 kali sehari. Menurut Lina,
setelah 3 hari konsumsi, tekanan darah mulai turun dan akan stabil setelah
sepekan mengonsumsi. “Daun belimbing wuluh bersifat asam sehingga menurunkan
tekanan darah,” tuturnya.
Nun di Kota Bogor, Jawa Barat,
Valentina Indrajati, juga menambahkan daun belimbing wuluh dalam ramuan untuk
membantu mengobati hipertensi. Dalam ramuan itu ia mencampur
10 g daun belimbing wuluh kering bersama 10 g daun kepel, 5 g daun seledri, 5 g daun sembung,
dan 5 g daun sambiloto. Menurut Valentina dalam ramuan itu daun belimbing wuluh
berperan melarutkan penyumbatan pembuluh darah di jantung sehingga kerja
jantung memompa darah lebih optimal.
Herbalis di Tangerang Selatan, Banten, Lukas Tersono Adi, juga meresepkan
daun belimbing wuluh untuk pasien hipertensi. Lukas menyarankan untuk merebus dua tangkai daun belimbing wuluh dan 1 lembar daun sukun—jika ukuran daun sukun kecil. “Jika ukuran
daun sukun besar cukup 1/4—1/6 bagian,” kata Lukas. Rebus dengan api kecil dalam 5 gelas air hingga mendidih dan tersisa separuhnya. Minum air rebusan 2—3 kali sehari. Menurut Lukas daun belimbing wuluh berperan sebagai
peluruh kencing atau diuretik. Sementara daun sukun untuk memperbaiki kinerja
ginjal.
Terbukti ilmiah
Khasiat daun belimbing wuluh menurunkan tekanan darah
terbukti secara ilmiah. Itu terbukti dalam riset yang dilakukan para peneliti
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Hernani,
Christina Winarti, dan Tri Marwati. Dalam riset itu tim meneliti efek pemberian
ekstrak daun belimbing wuluh terhadap penurunan tekanan darah pada 6 ekor kucing.
Mereka memilih hewan uji kucing karena tekanan darahnya menyerupai tekanan
darah pada manusia.
Sebelum perlakuan, tim membius kucing untuk memberikan
rangsangan pada sistem kardiovaskuler dengan menyuntikkan 0,2 ml ephinephrine.
Akibat penyuntikan itu tekanan darah hewan uji meningkat menjadi 177 mmHg,
normal 120 mmHg. Selanjutnya tim peneliti menyuntikkan larutan uji berupa
ekstrak kasar dan ekstrak murni daun belimbing wuluh dengan dosis masing-masing
8,3 mg/kg bb (bobot tubuh kucing), 16,6 mg/kg bb, 25 mg/kg bb, dan 33 mg/kg bb.
Hasil penelitian menunjukkan kedua jenis ekstrak
(ekstrak kasar dan murni) berefek hipotensif atau menurunkan tekanan darah
kucing hipertensi. Semakin tinggi dosis yang diberikan, maka efek hipotensif
semakin tinggi (lihat tabel). Di antara kedua jenis ekstrak itu yang berefek
hipotensif lebih tinggi adalah ekstrak daun belimbing wuluh murni.
Hasil penelitian itu menjadi kabar baik bagi pasien
hipertensi. Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan Nature Publishing Group asal Inggris, Journal of Human Hypertension, peneliti dari Departmen Kesehatan
Masyarakat dan Kedokteran Klinis, Universitas Umea, Swedia, LH Lindholm,
menyebutkan bahwa jika pasien mengonsumsi obat antihipertensi yang dapat
menurunkan tekanan darah sistolik 10—12 mmHg dan diastolik 5—6 mmHg, dapat
mengurangi risiko pasien terkena stroke hingga 18%, jantung koroner 16%, dan
kematian akibat pecah pembuluh darah 21%. Dalam penelitian itu pemberian
ekstrak daun belimbing wuluh dengan dosis 33 mg/kg bb dapat menurunkan tekanan
darah hingga 46,5—54,5 mmHg. Karena itu Hernani dan rekan berpendapat daun
belimbing wuluh bisa dikembangkan sebagai obat antihipertensi.
Bagaimana
duduk perkara daun belimbing wuluh menurunkan tekanan darah? Dalam
penelitian itu belum diketahui pasti mekanisme kerja daun belimbing sayur
menurunkan tekanan darah. Hernani dan rekan berhasil mengidentifikasi kandungan
senyawa aktif daun belimbing wuluh. Senyawa
yang paling dominan adalah senyawa turunan asam dikarboksilat, yaitu dietil
phtalat (1). Asam karboksilat biasanya berasal dari lemak dan merupakan turunan
dari asam-asam lemak. Senyawa lain yang teridentifikasi adalah phytol (2).
Senyawa itu bisa digunakan sebagai materi yang cukup baik dan aman untuk
memperbaharui komplemen antibodi.
Senyawa-senyawa
lain yang teridentifikasi adalah asam ferulat (3), asam lemak seperti asam
miristat (4), etil palmitat (5), dan 6, 10, 14 trimetil pentadekanon-2 (6). Asam
lemak rantai panjang itu jika digunakan secara tidak berlebihan dapat mengurangi
risiko penyakit jantung, salah satu efek buruk hipertensi. Dari hasil ekstrak
kasar, daun belimbing wuluh juga mengandung senyawa dietil phatalat dan phytol
masing-masing 9,75 dan 12,64%, setelah pemurnian menjadi 4,80 dan 51,34%. Hernani
dan rekan menduga senyawa phytol yang turut berperan dalam menurunkan tekanan
darah.
Efek
diuretik
Menurut Prof Nyoman daun dan buah belimbing wuluh dapat membantu
menstabilkan tekanan darah, meski tidak sekuat tempuyung, seledri, kumis
kucing, dan alang-alang. Keempat herbal itu lebih populer dikenal sebagai
penurun tekanan darah. “Cara kerja herbal-herbal itu biasanya mengurangi volume
darah dengan cara meningkatkan aktivitas berkemih atau berefek diuretik,”
tuturnya.
Efek itulah yang dirasakan Nunung Nurmilah. Frekuensi buang air kecil ibu
asal Desa Ciherang, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu
meningkat setelah rutin mengonsumsi air rebusan daun belimbing wuluh yang diresepkan herbalis di Bogor, Ujang Edi,
untuk menurunkan tekanan darah yang mencapai 170/80 mmHg. “Walau pun sering
kencing tapi badan menjadi lebih enak, tidak pegal lagi. Tekanan darah saya
turun menjadi 130/80 mmHg setelah rutin minum air rebusan selama seminggu,”
kata Nunung.
Menurut peneliti dari
Divisi Farmakologi Klinis, Departemen Kedokteran dan Ilmu Biofarmaseutikal,
Sekolah Kedokteran dan Farmasi Universitas Kalifornia, Amerika Serikat, Neal L.
Benowitz MD, dalam Buku Ajar Farmakologi Dasar dan Klinis, seperti dikutip Fitriyah Yuskha dari Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam skripsinya menyebutkan, obat yang bersifat
diuretik merupakan obat yang penting dalam dunia kedokteran untuk mengatasi
hipertensi. Obat diuretik sebaiknya digunakan sebagai pengobatan pertama dalam
mengatasi hipertensi sebelum diberikan obat antihipertensi lainnya.
Dalam
beberapa penelitian daun belimbing wuluh terbukti berefek diuretik. Salah
satunya hasil penelitian Andhika Arie Prasetya dari Fakultas Kedokteran,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan
ekstrak daun belimbing wuluh berefek diuretik terutama pada kelompok
tikus putih jantan yang diberi ekstrak dengan dosis 52,517 mg/ 100 g BB (bobot
tubuh mencit) dan 105,034 mg/100 g BB.
Bukti empiris dan ilmiah itulah yang mendorong
beberapa produsen herbal untuk memproduksi ramuan daun belimbing wuluh. Salah
satunya PT Liza Herbal International di Bogor, Jawa Barat, yang memproduksi
500—1.000 botol teh seduh dan 300—500 kemasan teh celup daun belimbing wuluh.
“Setiap tahun permintaan naik 50%,” ujar manajer pemasaran PT Liza Herbal
International, Norma Juwita. Di Jakarta Barat ada CV Cherish Fidelia yang juga
memproduksi teh celup daun belimbing wuluh. Harapan sembuh kini datang dari
daun belimbing wuluh. (Imam Wiguna)
Bila dikonsumsi oleh ibu hamil dengan hipertensi, amankah?
BalasHapusSebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter. Khawatirnya turunnya tekanan darah secara mendadak bisa membahayakan janin
Hapus