Daun salam terbukti berefek menurunkan kadar gula darah
Foto: http://manfaatsehat.com/wp-content/uploads/2014/02/manfaat-daun-salam.jpg
Pemanfaatan bahan nabati untuk pengobatan secara tradisi sudah dilakukan oleh
masyarakat di Indonesia. Salah satu bahan nabati yang digunakan adalah daun salam
Syzygium polyanthum (wight) Walp.
Daun tanaman yang kerap digunakan untuk penyedap masakan itu dipercaya sebagai penurun kholesterol, pengobatan hipertensi, diare, dan terapi biabetes melitus (Dalimartha, 2000). Dalam beberapa penelitian, infus daun salam dengan kadar 35% berefek menurunkan kadar gula darah kelinci yang telah diberi asupan glukosa setara dengan glibenklamid dosis lazim (Ariyanti, 2005).
Daun tanaman yang kerap digunakan untuk penyedap masakan itu dipercaya sebagai penurun kholesterol, pengobatan hipertensi, diare, dan terapi biabetes melitus (Dalimartha, 2000). Dalam beberapa penelitian, infus daun salam dengan kadar 35% berefek menurunkan kadar gula darah kelinci yang telah diberi asupan glukosa setara dengan glibenklamid dosis lazim (Ariyanti, 2005).
Djoko Wahyono dari Laboratorium Farmakologi dan Farmasi Klinik,
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada dan Susanti dari Laboratorium Farmakologi Fakultas
Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokertro,
melakukan penelitian untuk melihat aktivitas ekstrak etanolik daun salam terhadap penurunan
kadar gula darah setelah pembebanan glukosa dan pengaruhnya terhadap
perangsangan saraf parasimpatik.
Sebelum diteliti, daun salam dicuci dengan air, dikeringkan, kemudian
diserbuk dan diayak dengan ayakan A100. Selanjutnya dibuat ekstrak dengan maserasi
dengan etanol 30%, 70%, dan 90%. Uji efek hipoglikemik: tiga macam kadar ekstrak
etanolik Syzygium, akuades (kontrol negatif), dan glibenklamid 0,33 g/kg BB kelinci
(kontrol positif) diberikan secara oral terhadap kelinci (masing-masing 3 ekor
kelinci) yang sebelumnya dipuasakan selama 24 jam.
Pembebanan glukosa (1 g/kg BB) dilakukan 30 menit kemudian. Kadar glukosa
darah diperiksa pada menit-menit ke 90, 120, 150, dan 180 setelah pemberian
glukosa dengan metoda glucose
tolerance-test menggunakan pereaksi GOD-PAP. Efek hipoglikemik dihitung
dengan membandingkan besarnya daerah dibwah kurva (Area Under the Curve = AUC)
antara kadar glukosa darah lawan waktu dari ketiga akstrak etanolik dengan glibenklamid
dan akuades (sebagai kontrol
negatif).
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanolik 30% dan 70% daun salam (Polyanthum (wight) Walp) memberikan efek
hipoglikemik pada kelinci setelah mendapat pembebanan glukosa. Sedangkan
ekstrak etanolik 90% daun tersebut tidak memberikan efek. Pengaruh terhadap stimulasi
saraf parasimpatik tidak nampak setelah perlakuan ekstrak etanolik tersebut. Hasil
kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa kandungan terbesar pada daun salam adalah
golongan flavonoid. ***
Hasil penelitian lengkap silakan lihat di http://mfile.narotama.ac.id/files/Umum/JURNAL%20UGM/Aktivitas%20Hipoglikemik%20Ekstrak%20Etanol%20Daun%20Salam%20%28Syzyglum%20palyanthum%28wight%29%20walp%29%20Dan%20Pengaruhnya%20Terhadap%20Stimulasi%20Parasimpatik%20Pada%20Kelinci%20Jantan%20Yang%20Dibebani%20Glukosa.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar