Teripang
Hingga kini gangguan seksual seperti disfungsi ereksi memang masih menjadi momok bagi kaum adam. Prof Dr dr Susilo Wibowo MS Med SpAnd dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro melakukan studi tentang kasus disfungsi ereksi di Jakarta. Riset melibatkan 20 dokter, 20 sinshe, dan 8.628 pasien. Hasil penelitian menunjukkan jumlah pasien disfungsi ereksi yang berobat ke dokter mencapai 6,64%, yang berobat ke sinshe 49,81% (sebanyak 1.666 pasien dari total 3.345 pasien). Jumlah penderita disfungsi ereksi juga semakin meningkat.
Jumlah pasien yang berkonsultasi ke klinik pasutri milik dr Boyke Dian Nugaraha SpOG MARS, rata-rata meningkat 10—20%. Menurut Boyke, banyak faktor penyebab disfungsi ereksi. Faktor psikis seperti stres berkepanjangan atau suami terus-menerus di bawah tekanan istri mencapai 40—50%. Disfungsi ereksi akibat faktor psikis dapat terjadi temporer dan permanen. Gangguan terjadi sewaktu-waktu ketika seorang pria bekerja terlampau lelah, takut, atau marah kepada pasangannya.
Gangguan yang terjadi terus-menerus biasanya merupakan kelainan jiwa neurosis. Berbagai hal memicu timbulnya kelainan itu. Contohnya kebencian atau takut di bawah sadar kepada wanita. Sementara kasus disfungsi ereksi karena kelainan pembuluh darah akibat diabetes mellitus dan tekanan darah tinggi mencapai 50—60%. Kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman keras, dan mengonsumsi narkoba turut andil menyebabkan disfungsi ereksi. Untuk mengatasi gangguan seksual itu, masyarakat di tanahair lebih suka berobat menggunakan bahan alam atau terapi alternatif, seperti terlihat pada hasil penelitian Susilo. “Pengobatan nonmedis memang lebih terjangkau,” ujar Susilo.
Menurut dosen Departemen Manajeman Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Ir Etty Riani MS, potensi bahan alam yang berefek afrodisiak memang melimpah di tanahair. Bahkan, bahan alam itu tersedia hingga di dasar laut...