Dislipidemia adalah kelainan dari
metabolisme lipoprotein yaitu overproduksi ataupun defisiensi dari lipoprotein
tertentu. Dislipidemia biasanya tidak menyebabkan gejala yang spesifik pada
awalnya, namun dalam jangka waktu panjang menyebabkan terjadinya
atherosklerosis yang biasa berdampak sebagai penyakit kardiovaskular seperti:
yang mengakibatkan kematian dini dan ketidakmampuan fisik. Dislipidemia
ditandai dengan peningkatan kadar Kolesterol Total, Kolesterol LDL,
Trigliserida serta penurunan Kolesterol HDL. Beberapa penelitian telah
dikembangkan untuk mencari bahan natural yang dapat mencegah dan mengobati
dislipidemia salah satunya adalah bawang putih.
Banyak dukungan bukti-bukti ilmiah bahwa bawang putih mungkin bermanfaat pada orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi, namun banyak kontroversi yang timbul dimana terjadi inkonsistensi hasil penelitian terdahulu mengenai manfaat bawang putih terhadap profil lipid diperkirakan karena perbedaan komponen yang terbentuk saat pembuatan preparat, kuantitas preparat dan durasi penelitian. Bawang putih diperkirakan memiliki efek untuk menurunkan kolesterol dengan cara menghambat sintesisnya, kemungkinan melalui dua cara yaitu: penghambatan pada reaksi enzim hydroxymethylglutaryl-CoA reduktase (suatu rate limiting enzym) dan penghambatan pada reaksi enzim lain, seperti squalene mono-oksigenase dan lanosterol- 14- demethylase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ekstrak ethanol bawang putih untuk memperbaiki profil lipid pada tikus putih jantan (rattus norvegicus) yang dibuat menjadi dislipidemia. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan menggunakan rancangan penelitian Pre Test Post-Test Control Group Design yang dilaksanakan di Laboratory Animal Unit bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dengan tujuan untuk mengetahui efek ekstrak ethanol bawang putih terhadap profil lipid secara umum pada tikus dislipidemia. Dalam penelitian ini digunakan 30 tikus jantan (rattus norvegicus) yang dislipidemia. Tikus jantan dibuat menjadi dislipidemia dengan memberikan diet tinggi lemak tinggi kolesterol selama 14 hari, setelah dipastikan dengan pemeriksaan serum darah bahwa semua tikus telah menjadi dislipidemia maka tikus-tikus tersebut dibagi menjadi 3 kelompok secara random yaitu kelompok kontrol yang diberikan diet tinggi lemak tinggi kolesterol dan plasebo berupa akuades selama 28 hari, kelompok perlakuan I yang diberikan makanan tinggi lemak tinggi kolesterol dan bahan uji yaitu ekstrak ethanol bawang putih 32,4 mg/200gr BB selama 28 hari, Kelompok perlakuan II yang diberikan makanan tinggi lemak tinggi kolesterol dan bahan uji yaitu ekstrak ethanol bawang putih 64,8 mg/200gr BB selama 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan I terjadi penuruan rerata kolesterol total secara bermakna dari 232,43±2,58 menjadi 1 138,38±2,51 (P<0,05), penurunan trigliserida secara bermakna dari 129,81±2,87 menjadi 83,35±2,59 (P<0,05), penurunan kolesterol LDL secara bermakna dari 159,61±2,91 menjadi 67,60±3,67 (P<0,05) dan peningkatan kolesterol HDL secara bermakna dari 46,86±1,91 menjadi 68,80±1,83 (P<0,05). Sedangkan pada kelompok perlakuan II terjadi penuruan rerata kolesterol total secara bermakna dari 232,43±2,58 menjadi 153,07±3,24 (P<0,05), penurunan trigliserida secara bermakna dari 129,81±2,87 menjadi 77,24±2,10 (P<0,05), penurunan kolesterol LDL secara bermakna dari 159,61±2,91 menjadi 28,99±3,11 (P<0,05) dan peningkatan kolesterol HDL secara bermakna dari 46,86±1,91 menjadi 92,95±3,90 (P<0,05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak ethanol bawang putih dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan meningkatkan kadar HDL serum darah tikus jantan (rattus norvegicus) dislipidemia secara bermakna, dimana terlihat peningkatan efektivitas apabila dosis ekstrak ethanol bawang putih ditingkatkan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis optimal ekstrak ethanol bawang putih terhadap profil lipid darah dan disarankan untuk mengkonsumsi bawang putih secara tepat untuk memperbaiki profil lipid darah bagi penderita dislipidemia.***
Banyak dukungan bukti-bukti ilmiah bahwa bawang putih mungkin bermanfaat pada orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi, namun banyak kontroversi yang timbul dimana terjadi inkonsistensi hasil penelitian terdahulu mengenai manfaat bawang putih terhadap profil lipid diperkirakan karena perbedaan komponen yang terbentuk saat pembuatan preparat, kuantitas preparat dan durasi penelitian. Bawang putih diperkirakan memiliki efek untuk menurunkan kolesterol dengan cara menghambat sintesisnya, kemungkinan melalui dua cara yaitu: penghambatan pada reaksi enzim hydroxymethylglutaryl-CoA reduktase (suatu rate limiting enzym) dan penghambatan pada reaksi enzim lain, seperti squalene mono-oksigenase dan lanosterol- 14- demethylase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ekstrak ethanol bawang putih untuk memperbaiki profil lipid pada tikus putih jantan (rattus norvegicus) yang dibuat menjadi dislipidemia. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan menggunakan rancangan penelitian Pre Test Post-Test Control Group Design yang dilaksanakan di Laboratory Animal Unit bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dengan tujuan untuk mengetahui efek ekstrak ethanol bawang putih terhadap profil lipid secara umum pada tikus dislipidemia. Dalam penelitian ini digunakan 30 tikus jantan (rattus norvegicus) yang dislipidemia. Tikus jantan dibuat menjadi dislipidemia dengan memberikan diet tinggi lemak tinggi kolesterol selama 14 hari, setelah dipastikan dengan pemeriksaan serum darah bahwa semua tikus telah menjadi dislipidemia maka tikus-tikus tersebut dibagi menjadi 3 kelompok secara random yaitu kelompok kontrol yang diberikan diet tinggi lemak tinggi kolesterol dan plasebo berupa akuades selama 28 hari, kelompok perlakuan I yang diberikan makanan tinggi lemak tinggi kolesterol dan bahan uji yaitu ekstrak ethanol bawang putih 32,4 mg/200gr BB selama 28 hari, Kelompok perlakuan II yang diberikan makanan tinggi lemak tinggi kolesterol dan bahan uji yaitu ekstrak ethanol bawang putih 64,8 mg/200gr BB selama 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan I terjadi penuruan rerata kolesterol total secara bermakna dari 232,43±2,58 menjadi 1 138,38±2,51 (P<0,05), penurunan trigliserida secara bermakna dari 129,81±2,87 menjadi 83,35±2,59 (P<0,05), penurunan kolesterol LDL secara bermakna dari 159,61±2,91 menjadi 67,60±3,67 (P<0,05) dan peningkatan kolesterol HDL secara bermakna dari 46,86±1,91 menjadi 68,80±1,83 (P<0,05). Sedangkan pada kelompok perlakuan II terjadi penuruan rerata kolesterol total secara bermakna dari 232,43±2,58 menjadi 153,07±3,24 (P<0,05), penurunan trigliserida secara bermakna dari 129,81±2,87 menjadi 77,24±2,10 (P<0,05), penurunan kolesterol LDL secara bermakna dari 159,61±2,91 menjadi 28,99±3,11 (P<0,05) dan peningkatan kolesterol HDL secara bermakna dari 46,86±1,91 menjadi 92,95±3,90 (P<0,05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak ethanol bawang putih dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan meningkatkan kadar HDL serum darah tikus jantan (rattus norvegicus) dislipidemia secara bermakna, dimana terlihat peningkatan efektivitas apabila dosis ekstrak ethanol bawang putih ditingkatkan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis optimal ekstrak ethanol bawang putih terhadap profil lipid darah dan disarankan untuk mengkonsumsi bawang putih secara tepat untuk memperbaiki profil lipid darah bagi penderita dislipidemia.***
Sumber:
Rosalina Silvia Dewi
Bidang Ilmu : Biomedik, Universitas Udayana, Bali
Bidang Ilmu : Biomedik, Universitas Udayana, Bali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar